Jember Kota Pendidikan

Keberadaan kota Jember berkaitan dengan sejarah Lumajang. Jember adalah bagian dari Lumajang kuno atau klasik (Kerajaan Lamajang Tigang Juru). Berdiri pada abad-12 atau sekitar tahun (1294 - 1310 M) dipimpin oleh Arya Wiraraja, kemudian setelah beliau wafat, digantikan oleh putranya yaitu Patih Nambi Atau Pu Tambi (1310 - 1316 M) yang mempunyai kekuasaan di daerah Pajarakan Randuagung Lumajang.

Candi Agung atau Candi Nelangsa adalah bukti Patih Nambi pernah berkuasa di daerah tersebut. Arti nelangsa adalah sedih atau kesedihan Nambi akibat prahara fitnah terhadap dirinya oleh seorang Punggawa Majapahit. Setelah memerintah tidak begitu lama ujung dari prahara fitnah itu terjadi hingga berakhir terbunuhnya Nambi oleh Prajurit Majapahit.

Seorang Raja Majapahit, Sri Rajasa Negara Prabu Hayam Wuruk (1350 - 1389) ialah Raja Majapahit yang memerintah sebelum Tribhuwana Tunggadewi (1328 - 1350 M), Sri Rajasa melakukan perjalanan ke Lumajang pun juga tertulis pada Prasasti Gunung Butak (11 September 1294 M) yang berisi tentang penetapan daerah otonom bersama dengan Lumajang yg dipimpin oleh Arya Wiraraja.

Jember sebagai bagian perjalanan Raja yg melintasi daerah-daerah seperti Kuta Bacok, Keraton Sarampaian masuk Kec. Tempurejo, hingga bermalam di Pantai Bandealit guna menikmati indahnya pantai di malam hari kemudian perjalanan di teruskan ke  daerah Renes masuk Kec. Ajung, dan  Kranjingan masuk Kec. Sumbersari.

(Zainollah Ahmad, Menelusuri Jejak Sejarah Jember Kuno, Araska Publisher, 2015 )

 

JEMBER SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN

Jember sebagai kota pendidikan tak luput dari andil Kerajaan Blambangan Banyuwangi dengan seorang rajanya Susuhunan Gusti Prabu Tawang Alun (1645 - 1691). Kesohoran Prabu Tawang Alun menjadi inspirasi sebuah nama institusi pendidikan tinggi pertama di kota Jember yaitu "Universitas Tawang Alun" pada tanggal 5 Oktober 1957 yang digagas oleh dr. R. Achmad,  R. Th. Soengedi, dan R.M. Soerachman.

Usaha yg tanpa kenal lelah membuahkan hasil hingga akhirnya terbitlah SKEP Menteri PTIP No. 151 tahun 1964 dan pada tanggal 9 November 1964 baru berdirilah Universitas Negeri Jember atau disingkat UNEJ. Hingga kemudian berdirilah perguruan tinggi lain seperti  Universitas Muhammadiyah Jember yang berdiri berdasarkan izin Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tgl 1 September 1981; berlanjut STIE Mandala berdiri pada tahun 1987; Universitas Islam Jember pada tahun 1984; IAIN dan Jember pada tahun 1965.

 

HASIL PERTANIAN KOTA JEMBER

Hasil pertanian kota Jember terbesar adalah Tembakau, sejak persekutuan dagang belanda (VOC) datang pada tahun 1771 dengan sistem perdagangannya, yg terkadang merugikan petani tembakau. Hingga sekitar tahun 1940an Pra Perang Dunia  I Belanda datang dengan model tanam paksa (Kultur Stelsel) dengan cara mendatangkan Suku Madura ke Jember untuk dijadikan pekerja tanam paksa tembakau. Tanah jember sangat cocok untuk tanaman tembakau karena tembakau membutuhkan iklim yang sedang tidak terlalu panas dan dingin, tembakau khas Jember yaitu Naghous dan Virginia. Musim tanam tembakau berkisar antara bulan Januari hingga Juli pada musim kemarau. Kemudian menginjak bulan agustus tiba musim panen total. Pengelolaan tanaman tembakau bisa dikelola atau ditanam oleh petani mandiri dan juga bisa dikelola atau ditanam oleh PT. Perkebunan Nusantara 10 yang menangani khusus bidang tembakau.

Cara memanen tembakau khususnya tembakau ekspor dipanen secara bertahap dari daun bawah batang pohon hingga pucuk dengan melihat diameter daunnya, semakin lebar daunnya harga jualnya semakin mahal. Musim panen di mulai antara bulan juni, juli hingga puncaknya agustus. Jenis tembakau yang di tanam petani non Perseroan biasanya jenis Kesturi, pangsa pasarnya untuk kalangan domestik sebagai bahan rokok tradisional. Pangsa pasar tembakau luas baik dalam negeri maupun luar negeri, ekspor tembakau jember hingga ke Bremen Jerman, dan untuk dalam negeri bisa masuk ke perusahaan-perusahaan  rokok ternama seperti Gudang garam, Sampoerna, Bentoel, dan sebagainya.

 

KULINER KHAS JEMBER

Jember terkenal dengan makanan khasnya yaitu (Suwar - Suwir) makanan yang identik dengan rasa manis legit ini berbahan baku tape, gula pasir dan tepung. Dicetak dan dipotong-potong berbentuk persegi Panjang kecil dan dibungkus plastik transparan. Makanan ini banyak di jumpai atau di dapat di gerai-gerai dan pusat oleh-oleh kota Jember. Jember juga mempunyai jargon seperti kota-kota lain di Jawa Timur, yaitu JEMBER TERBINA: Tertib, Bersih, Indah dan Aman.